INFORMASI :

yes Selamat datang di website resmi Pemerintah Desa Karangsari Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumenyes

SEJARAH BERDIRINYA DESA KARANGSARI KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN

SEJARAH BERDIRINYA DESA KARANGSARI KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN

KARANGSARI, Februari 2023. Sejarah Berdirinya Desa Karangsari Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen, tidak bisa dipisahkan/dilepaskan dengan Legenda/Cerita Rakyat dari Dusun/Dukuh yang ada di Desa Karangsari, yaitu Legenda Dukuh/Dusun Karangasem, Legenda Dukuh/Dusun Kewangen, Legenda Dukuh/Dusun KLepubener, Legenda Dukuh/Dusun Ampel dan Legenda Dukuh/Dusun Kesambi. Semuanya berhubungan dan berkaitan. Secara ringkas legenda masing-masing dusun di Desa Karangsari Kecamatan Kebumen sebagai berikut:

1.     Legenda Dukuh/Dusun Karangasem

Konon yang trukah babat alas pertama kali bernama Ki Supodriyo, seorang prajurit Mataram yang membantu Pangeran Trunojoyo dalam perlawanan melawan Kompeni Belanda. Ki Supodriyo mempunyai anak laki-laki bernama Ki Jayadipa, Ki Jayadipa mempunyai anak bernama Ki Karyadipa dan Ki Karyadipa mempunyai anak bernama Ki Dipareja secara turun menurun merupakan cikal bakal yang mengelola babad Karangasem.

Di tengah gerumbul yang masih berupa hutan lebat terdapat “Beji” yang airnya tidak pernah  kering walaupun musim kemarau panjang, dan merupakan sumber kehidupan warga setempat, Beji tersebut sekarang tinggal petilasan, dan beji saat sekarang diabadikan sebagai nama sebuah Jalan Desa yang pada tahun 2018-2019 dibangun merupakan jalan tembus yang menghubungkan antara Dusun Karangasem dan Dusun Ampel.

Jaman dahulu kala di gerumbul tersebut terdapat pohon asem yang berukuran besar dan rimbun, letaknya di Jalan Cemara sebelah utara MI Ma’arif dan Kantor Desa Karangsari sekarang. Pohon asem yang besar yang konon terkenal “angker” tersebut diabadikan sebagai nama pedukuhan/dusun yaitu Karang Asem.

2.      Legenda Dukuh/Dusun Kewangen

Alkisah, menurut cerita dari mulut ke mulut para sesepuh, konon di gerumbul tersebut masih berupa hutan belantara, singgah seorang musafir yang berasal dari Turki. Bukti adanya musafir tersebut adanya petilasan yang diyakini sebagai makam/cungkub Mbah Turki. Oleh sementara pihak cungkub tersebut pada hari-hari tertentu (khususnya Selasa dan Jumat Kliwon) dijadikan tempat ritual, berdoa kepada Tuhan YME.

Salah satu perlengkapan ritual yang digunakan para peziarah adalah minyak wangi, disamping bunga dan dupa/kemenyan. Bau wangi/harum yang menyengat dari minyak wangi yang digunakan untuk ritual, semerbak di sekitar cungkub. Karena bau wangi yang sangat menyengat tersebut (“Kewangen”) istilah Jawa lokal, sehingga nama gerumbul tersebut diberi nama Dukuh/Dusun Kewangen sampai sekarang.

3.     Legenda Dukuh/Dusun Klepubener

Menurut cerita dari mulut ke mulut, suatu ketika sesepuh Dukuh Karangasem Nyi Kebayan mengajak seorang bernama Rebawa, pemuda berbadan besar, kekar, gagah dan tampan berjalan-jalan menyusuri hutan di gerumbul paling kidul/selatan. Ditengah-tengah hutan Nyi Kebayan melihat sebatang pohon yang besar, yang belum tau namanya, kemudian Nyi Kebayan bertanya kepada pemuda Rebawa, ini pohon apa kisanak?   dijawab oleh Rebawa, pohon Klepu Nyi.

Singkat cerita akhirnya pemuda Rebawa ditunjuk  Nyi kebayan sebagai Penguasa Blok Si Klepu, dan bergelar Ki Singa Rebawa. Pada perkembangannya Blok Si Klepu berubah menjadi dukuh/dusun dan diberi nama Klepu Bener.

4.     Legenda Dukuh/Dusun Ampel

Asal usul nama Dukuh/Dusun Ampel, menurut cerita yang berkembang di kalangan masyarakat sebagai berikut, konon pada jaman dahulu kala ada seorang pemuka masyarakat yang berkemauan keras untuk memajukan desa. Kemudian dia bersemedi dan dalam semedinya menemukan keajaiban. Sebatang pohon aur kuning (ampel) tiba-tiba muncul dihadapannya. Sejak itulah dukuh ini bernama Pedukuhan Ampel. Letak persemediannya kurang lebih 300 m kearah barat dari Soka Wera perbatasan Desa Jemur saat ini, sekarang dikenal dengan Makam Ampel Jembluk.

Nama yang cukup keren “Ampel Jembluk”, kemungkinan kata Ampel Jembluk dipisahkan menjadi kata Ampel dan Jembluk. Ampel menjadi nama Pedukuhan dan kata Jembluk menjadi nama Makam hingga sekarang.

5.     Legenda Dukuh/Dusun Kesambi

Ada cerita bahwa sebelum Kesambi berdiri sebagai sebuah Dukuh/Dusun tersendiri, konon pernah menjadi bagian dari Dukuh/Dusun Kewangen brang wetan. Adapun cerita rakyat yang berkembang tentang asal usul Dukuh/Dusun Kesambi sebagai berikut: Pada jaman dahulu kala, dulu berupa huta lebat, didalam hutan tersebut terdapat pohon yang berukuran sangat besar, tinggi dan berdaun sangat lebat. Penduduk setempat tidak mengetahui itu pohon jenis apa. Entah karena diterjang angin kencang atau karena ditebang seseorang, tiba-tiba pohon itu tumbang kearah sebelah barat. Akarnya ada di sebelah timur dan batangnya ada di sebelah barat.

Karena penduduk merasa penasaran, maka mereka pun menelusuri pohon tersebut dari dari akar sampai ke ujung batangnya. Tatkala sampai ke ujung batang terlihatlah ada seorang nenek-nenek sudah tua, “ngendiko” (bilang): Wit Kesambi iki wis rubuh, tegese minongko syarat yen wewengkon alas kene wis bisa diwiwiti  olehe podo trukah. Namung aku mung weling, mbesuk ana rejaning jaman, wewengkon kene jenengi “Kesambi”. Seteleh bicara demikian nenek-nenek tersebut mukso atau menghilang. Sekitar tempat menghilangnya nenek-nenek tersebut dijadikan tempat pemakaman umum yang bernama Makam Nyi Syarat.

“Blengketnya/menyatunya Dukuh/Dusun Karangasem, Kewangen, Klepubener, Ampel dan Kesambi menjadi satu wilayah dengan nama “Desa Karangsari”  pada hari Minggu Pon tanggal 10 Muharam 1354 H, bertepatan dengan Tanggal 14 April 1935. Kepala Desa yang menjabat pertama kali adalah Wangsa Dimeja. Kemudian dilanjutkan secara berturut-turut sebagai berkut: Prawiro Wardoyo (Saikho), Solehan Afandi, Selo KS (Pjs. Kepala Desa), H.A.S Soewirjo, R. Soeratmo, Masngidah, S,Pd.I, Hj. Ailafdijah dan Endrata (saat sekarang jabatan periode kedua).

 

Demikian secara singkat sejarah berdirinya Desa Karangsari Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (2023).

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Kebumen Terkini

Peringati Hardiknas, Bupati Kebumen Upayakan Para Guru Honorer Diangkat PPPK
Peringati Hari Buruh, Bupati Kebumen Sebut Angka Penganguran Turun
Berkomitmen Majukan Pendidikan, Bupati Kebumen Raih Penghargaan Detik Jateng-Jogja Awards
Puluhan Ribu Warga Padati Alun-alun Pancasila, Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan
Silaturahmi dengan PPDI, Bupati Minta Perkuat Sinergitas

Arsip Berita

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2

Polling 3